Wednesday, March 14, 2012

Variasi Bahasa


KEANEKARAGAMAN BAHASA
(VARIASI BAHASA)


Pengertian
            Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan. Tiap-tiap pulau memiliki bahasa sendiri-sendiri. Bahasa tiap pulau atau wilayah biasa disebut dengan bahasa daerah. Bahasa Indonesia sendiri merupakan perpaduan dari berbagai bahasa daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
            Bahasa Indonesia telah dipilih menjadi bahasa persatuan dalam Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia dipakai sebagai sarana komunikasi bagi masyarakat dari berbagai wilayah. Hal ini sebagai antisipasi mis komunikasi.
            Karena wilayah yang berbeda, maka bahasa Indonesia memiliki variasi bahasa yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Faktor itu antara lain faktor waktu atau kronologis, faktor letak atau geografis, faktor sosial, faktor fungsi, faktor gaya, faktor budaya atau kultural, dan faktor individu.

Macam Variasi Bahasa
            Berdasarkan beberapa faktor yang sudah disebutkan di awal, maka variasi bahasa terdiri dari:
1.        Variasi kronologis
Variasi bahasa ini disebabkan oleh faktor keurutan waktu atau masa. Perbedaan pemakaian bahasa telah mengakibatkan perbedaan wujud pemakaian bahasa. Hal ini terlihat jelas pada bahasa Jawa. Bahasa Jawa sekarang merupakan perkembangan dari bahasa Jawa Tengahan. Bahasa Jawa Tengahan sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Kawi atau Jawa Kuno. Bahasa Jawa Kuno berasal dari bahasa Sanksekerta.
Bahasa Indonesia juga demikian, mengalami berbagai perkembangan. Perkembangan bahasa Indonesia terjadi karena adanya pembinaan yang dilakukan berbagai pihak seperti bahasawan, pers, pemerintah, dan masyarakat luas. Berikut ini peristiwa yang berkaitan dengan pengembangan dan perkembangan bahasa Indonesia.
a.       Sumpah Pemuda
Semenjak kelahirannya pada tanggal 28 Oktober 1928; bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga bahasa Indonesia yang kita gunakan saat ini tampak jelas bedanya jika dibandingkan dengan “ibunya” yaitu bahasa Melayu.
b.      Tahun 1933
Terbitnya majalah Poedjangga Baroe yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana, Amir, Hamzah, dan Armijn Pane.
c.       Tahun 1938
Kongres Bahasa Indonesia I di kota Solo, Jawa Tengah. Yang menghasilkan keputusan: mengganti Ejaan Van Ophyusen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.
d.      Tahun 1942-1945
Pada masa pendudukan Jepang ini, Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda. Hal ini justru menyebabkan bahasa Indonesia mempunyai peran yang semakin penting.
e.       Tanggal 18 Agustus 1945
Bahasa Indonesia diresmikan sebagai bahasa negara, dalam UUD 1945, BAB XV, pasal 36 yang berbunyi ‘bahasa negara ialah bahasa Indonesia’.
f.       Tanggal 19 Maret 1947
Menteri P dan K Mr. Soewandi meresmikan Ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan sebelumnya. Atau biasa dikenal dengan ejaan Soewandi.
 g.      Tahun 1948
Terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan nama Balai Bahasa. Tahun 1968 diubah menjadi Lembaga Bahasa Nasional. Tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang selanjutnya dikenal dengan Pusat Bahasa.
h.      Tanggal 17 Agustus 1972 diresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).
i.        Berbagai Kongres bahasa yang selalu dilaksanakan sampai sekarang.
2.        Variasi geografis
Variasi bahasa ini disebabkan oleh letak atau gografisnya. Adapun wujud dari variasi ini disebut dialek. Misalnya bahasa Jawa dialek Banyumas, dialek Tegal, dialek Osing. Ilmu yang mempelajari bidang ini disebut dialektologi.
3.        Variasi sosial
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan sosiologis. Realisasi variasi sosial ini berupa sosiolek. Adapun macam sosiolek:
a.       Akrolek, variasi bahasa yang dipandang lebih bergengsi atau lebih tinggi dari variasi yang lain. Contoh bahasa Indonesia dialek Jakarta dianggap lebih bergengsi daripada daerah lain.
b.      Basilek, variasi bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan dipandang rendah. Contoh bahasa Indonesia yang dipakai pekerja bangunan dianggap lebih rendah daripada pekerja kantoran.
c.       Vulgar, variasi bahasa ini memiliki ciri menunjukkan pemakaian bahasa oleh penutur yang kurang terpelajar. Contoh bahasa yang digunakan tukang becak, ojeg, atau preman.
d.      Slang, variasi bahasa yang bersifat khusus dan rahasia. Bersifat khusus berarti dipakai kalangan tertentu yang sangat terbatas. Bersifat rahasia berarti tidak boleh diketahui oleh orang di luar kelompok. Contoh bahasa yang digunakan ‘genk’ atau kelompok-kelompok tertentu.
e.       Kolokial, variasi bahasa yang biasanya digunakan kelompok sosial kelas bawah dalam percakapan sehari-hari. Contoh bahasa yang digunakan penduduk di wilayah pedesaan atau pedalaman.
f.       Jargon, variasi bahasa yang pemakaiannya terbatas pada kelompok-kelompok sosial tertentu, tetapi tidak bersifat rahasia. Contoh bahasa montir, bahasa sopir.
g.      Argot, variasi bahasa yang pemakaiannya terbatas pada profesi-profesi tertentu dan bersifat rahasia. Contoh bahasa para pencuri.
h.      Ken (cant), variasi bahasa yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu dengan lagu yang dibuat-buat supaya lebih menimbulkan kesan “memelas”. Contoh bahasa yang digunakan peminta-minta.
4.        Variasi fungsional
Variasi ini melihat pada fungsi pemakaian bahasa. Ada yang menyebut dengan istilah register. Beberapa register yang ada di Indonesia, antara lain: bahasa untuk khotbah, bahasa tukang jual obat, bahasa telegram, bahasa reportase, bahasa MC, bahasa SMS dan lainnya.
Tiap register memiliki ciri sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang lain.
5.        Variasi gaya
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan gaya. Gaya adalah cara berbahasa seseorang dalam menggunakan bahasa. Menurut Mario Pei (dalam Soeparno, 1993:58) mengemukakan adanya lima macam gaya, yakni: gaya puisi, gaya prosa, gaya ujaran baku, gaya kolokial atau percakapan kelas rendah, gaya vulgar dan slang.
Sedangkan Martin Joss (Soeparno, 1993:58) membedakan lima gaya berdasarkan tingkat kebakuan, yaitu
a.       gaya frozen
Gaya ini disebut juga gaya beku, sebab bentuk pemakaiannya tidak pernah berubah dari masa ke masa dan oleh siapa pun penuturnya. Contoh peribahasa, idiom.
b.      gaya formal
Gaya ini disebut juga gaya baku. Pola kaidahnya sudah ditetapkan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan. Contoh diperkantoran, lembaga pendidikan.
c.       gaya konsultatif
Gaya ini disebut juga setengah resmi karena bentuknya terletak diantara gaya formal dan gaya informal. Contoh pengusaha.
d.      gaya kasual (casual)
Gaya ini disebut juga gaya informal atau santai. Ciri gaya bahasa ini antara lain banyak menggunakan bentuk pemendekan, baik pada kata, frasa, maupun kalimatnya. Contoh pembicaraan di ‘angkringan’.
e.       gaya intim
Gaya ini disebut juga gaya akrab. Cirinya hampir tidak beraturan, manasuka. Contoh pembicaraan suami istri atau ibu dengan anak.
6.        Variasi kultural
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan budaya masyarakat pemakainya. Suatu bahasa yang dipergunakan oleh penutur asli atau penutur pribumi, kadang-kadang mengalami perubahandengan maksud budaya lain.
Berbagai variasi kultural meliputi
a.       Vernakular
Vernakular merupakan bahasa asli atau bahasa penduduk pribumi di suatu wilayah. Contoh bahasa Jawa yang sudah mulai tergeser dengan bahasa Indonesia.
b.      Pidgin
Pidgin merupakan bahasa yang struktur maupun kosakatanya merupakan struktur campuran sebagai akibat percampuran dua budaya yang bertemu. Contoh bahasa Inggris yang ada di Malaysia.
 c.       Kreol (creol)
Kreol merupakan bahasa campuran yang sudah berlangsung turun-temurun sehingga struktur maupun kosakatanya menjadi mantap. Bahkan kreol dapat diangkat menjadi bahasa resmi suatu negeri. Contoh bahasa Indonesia yang merupakan perpaduan bahasa Melayu dan beberapa bahasa daerah di wilayah Indonesia.
d.      Lingua franca
Lingua franca merupakan bahasa yang diangkat oleh para penutur yang berbeda budayanya untuk dipakai bersama-sama sebagai alat komunikasi. Contoh bahasa Inggris.
7.        Variasi individual
Variasi ini disebabkan oleh perbedaan perorangan. Macam variasi ini disebut idiolek. Setiap individu pengguna bahasa memiliki ciri tuturan yang berbeda dengan penutur lain. Itulah sebabnya kita dapat mengenal seseorang lewat tuturannya, meskipun kita tidak melihat si penutur itu.
Contoh idiolek dalam pewayangan. Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong memiliki ciri tuturan yang khas.


Simpulan
Begitu banyak variasi bahasa yang dimiliki bahasa Indonesia. Varietas ini hendaklah menjadi sebuah kekayaan sehingga dapat menyatukan bangsa Indonesia.

Referensi
Soeparno. 1993. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Sugito. 1996. Teori Singkat, Soal Latihan, Pembahasan, Prediksi Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
id.wikipedia.org/bahasa_indonesia

No comments:

Post a Comment