A.
Kajian
Teori
1.
Keterampilan
Berbicara
Semua orang pasti pernah berbicara. Berdasarkan
situasinya, berbicara meliputi: bicara resmi atau formal dan tak resmi atau
non-formal. Pembedaan ini menyangkut beberapa kriteria, antara lain kebakuan
pada bahasa yang digunakan. Menurut Gagne dalam Dahar (1989: 134), seseorang
dikatakan terampil apabila memiliki kemampuan. Kemampuan ini
berupa penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar, yaitu
(1) kemampuan yang berhubungan dengan intelektual, (2) kemampuan yang
berhubungan dengan penggunaan strategi kognitif, (3) kemampuan yang berhubungan
dengan sikap, (4) kemampuan yang berhubungan dengan informasi verbal, dan (5)
kemampuan yang berhubungan dengan motorik.
Lazaraton (2001: 104) menyatakan bahwa keterampilan
berbahasa sangat berpengaruh dalam keterampilan berbicara, seperti yang
dinyatakan berikut ini.
suggests that oral communication is based on four
dimensions or competences: grammatical competence (phonology, vocabulary, word
and sentence formation …); sociolinguistic competence (rules for interaction,
social meanings); discourse competence (cohesion and how sentences are like
together); and strategic competence (compensatory strategies to use in
difficult strategies).
Hal ini menunjukkan bahwa seseorang dikatakan
terampil berbicara jika setidaknya memiliki empat kompetensi, yakni gramatikal,
sosiolinguistik, analisis wacana, dan strategi. Oleh karena itu, faktor
penguasaan terhadap bahasa tidak dapat diabaikan begitu saja.
Tarigan (2008: 3) menyatakan bahwa “berbicara adalah
suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului
oleh keterampilan menyimak.” Menurut Nunan (2011: 48) “Speaking is a productive aural/oral skill and it consists of producing
systematic verbal utterances to convey meaning.” Berbicara merupakan
kemampuan memproduksi ujaran secara lisan dan sistematis untuk menyatakan suatu
maksud tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa keterampilan berbicara dilakukan
secara sistematis, runtut, dan terpola. Pembicaraan ini sendiri bertujuan untuk
menyampaikan sesuatu kepada orang lain.
Djiwandono (2011: 118) menyatakan bahwa “berbicara
berarti mengungkapkan pikiran secara lisan.” Sasaran tes berbicara meliputi: a)
relevansi dan kejelasan isi pesan, masalah, atau topik, b) kejelasan dan
kerapian pengorganisasian isi, dan c) penggunaan bahasa yang baik dan benar
serta sesuai dengan isi, tujuan, dan pendengar.
Berbicara didefinisikan sebagai proses kompleks berupa
mengirim dan menerima pesan melalui lisan. Dalam hal ini juga melibatkan
simbol-simbol nonverbal seperti gerak tubuh dan ekspresi wajah. Hedge (2000: 261)
menyatakan bahwa berbicara adalah “a
skill by which they (people) are judged while first impressions are being
formed.”
Chaney dalam Kayi (2006) menyatakan bahwa berbicara
adalah “the process of building and
sharing meaning through the use of verbal and non-verbal symbols, in a variety
of contexts.” Elemen penting dalam berbicara adalah kemampuan bahasa dan
kemampuan mengolah bahasa itu sendiri dan penampilan. Penampilan itu meliputi 1)
kefasihan (fluency), 2) ketepatan (accuracy), dan 3) strategi komunikasi (oral communicative strategies). Adapun
ketepatan yang dimaksud meliputi: tata bahasa (grammar), kosakata (vocabulary),
dan pelafalan (pronunciation). Sedangkan
strategi komunikasi yang dimaksud meliputi: strategi pencapaian (achievement strategies) misalnya dengan
menebak-nebak (guessing strategies)
atau dengan parafrasa (paraphrase
strategies) atau dengan menggabungkan keduanya.
Berdasarkan berbagai teori di atas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan berbicara merupakan aktivitas untuk menyampaikan sesuatu
kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
2.
Komunikasi
di Kelas
Secara
etimologis, komunikasi berasal dari communicare
yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Claude Shannon dalam Zamroni
(2009: 4) mendefinisikan komunikasi sebagai penyampai informasi, ide, perasaan
(emosi), keahlian, dan lainnya melalui penggunaan simbol-simbol seperti
kata-kata, gambar, bentuk, dan grafik.
Menurut
Thomas (1987: 7) “interaction means
acting reciprocally, acting upon each other.” Interaksi mengandung pengertian hubungan komunikasi
timbal balik. Dalam komunikasi dikenal istilah komunikan dan komunikator.
Hubungan antara komunikan dan komunikator adalah berhubungan dengan pesan (message)
yang hendak disampaikan. Di dalam menyampaikan pesan diperlukan media atau
sarana yang sering diistilahkan (channel). Saluran pesan ini dapat berupa
tulis dan lisan. Dengan demikian dalam komunikasi agar dapat berlangsung harus
ada: komunikator, komunikan, pesan, dan saluran atau media (Sumiati dan Asra,
2007: 67).
Sementara itu Thibaut dan Kelly (1979) di
dalam Asrori (2007: 107) mendeinisikan interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi
satu sama lain dengan menghadirkan dua orang atau lebih secara bersama-sama. Interaksi
merupakan hubungan sosial antara beberapa individu yang bersifat alami. Individu-individu
itu saling mempengaruhi satu sama lain secara serentak.
Berikut
ini pengertian komunikasi menurut Richmond dkk (2009: 1) “communication is defined as the process of the teacher establishing an
effective and affective communication relationship with the learner so that the
learner has the opportunity to achieve the optimum of success in the
instructional environment.” Komunikasi merupakan hal yang sangat penting
dalam pembelajaran. Kesuksesan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh komunikasi
yang baik antara guru dengan siswa. Komunikasi yang efektif dapat membangun
rasa percaya diri siswa. Siswa yang memiliki percaya diri tinggi tentu akan
mudah dalam menerima materi dan berbagi. Percaya diri yang baik akan membantu
siswa dalam menyampaikan ide-idenya. Siswa tidak merasa takut dan malu untuk
menyampaikan isi hatinya.
Menurut
Rivers (1987: 6) menyatakan “communicative
interaction” as: the reciprocal exchange of information by learners who employ
a number of strategies and convey a meaningful message to achieve a shared
purpose”. Komunikasi merupakan sarana untuk berbagi informasi. Proses
komunikasi itu sendiri bergantung pada cara dan kebermaknaannya. Semakin tepat
cara yang digunakan, maka semakin efektif komunikasi itu dilakukan. Demikian
pula semakin komunikasi itu bermakna, maka semakin efektif pula komunikasi
dilakukan. Kebermaknaan komunikasi sangat terkait dengan maksud dilakukannya
komunikasi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi pasti ada sesuatu
yang ingin disampaikan atau dituju.
Thomas
(1987: 16) menyatakan “communication is
achieved by means of a varienty of resources. Participants in classroom
communication can draw both on language and on non-verbal resources in the same
way as they can in any other social situation.” Komunikasi tidak melulu
pada bahasa. Ada faktor lain yang turut mempengaruhi keberhasilan dalam
berkomunikasi, yakni faktor nonbahasa. Faktor nonbahasa dapat berupa hal-hal
yang terkait langsung dengan para komunikan dan faktor sosial yang terjadi pada
saat komunikasi.
Berdasarkan
berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi di kelas merupakan
hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dengan memperhatikan faktor bahasa
dan nonbahasa.
3.
Diskusi
Kelompok
Diskusi
merupakan suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam
kelompok kecil maupun besar. Diskusi bertujuan untuk mendapatkan suatu
pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah
(Saddhono, 2012: 45). Berikut ini arti diskusi menurut Dillon (1994: 8).
“a particular
form of group interaction where members join together in addressing a question
of common concern, exchanging and examining different views to form their
answer, enhancing their knowledge or understanding, their appreciation or
judgement, their decision, resolution or action over the matter at issue.”
Tarigan
(2008: 40) mengemukakan bahwa diskusi merupakan suatu kegiatan kerja sama atau
aktivitas koordinatif yang mengandung langkah-langkah dasar tertentu yang harus
dipatuhi oleh seluruh kelompok. Oleh karenanya dalam sebuah diskusi harus ada
aturan dan ini telah disepakati oleh seluruh anggota kelompok atau anggota
diskusi tersebut.
Dalam
sebuah diskusi terdiri atas pemimpin diskusi atau moderator, pemakalah, dan
peserta. Moderator merupakan faktor yang turut menentukan kondusif dan tidaknya
diskusi itu berlangsung. Tarigan (2008: 49-50) menyebutkan bahwa moderator
memiliki tugas:
1. membuat
persiapan yang matang untuk diskusi,
2. mengumumkan
judul atau masalah dan mengemukakan tujuan diskusi,
3. menyediakan
serta menetapkan waktu bagi pendahuluan, diskusi, dan rangkuman singkat yang
isisnya tentang simpulan yang dicapai,
4. memberi
kesempatan kepada setiap orang yang ingin mengemukakan pikiran,
5. menjaga
agar minat para peserta tetap besar,
6. menjaga
agar diskusi tetap berjalan, serta
7. membuat
catatan-catatan singkat pada akhir diskusi.
Seorang
moderator harus netral. Artinya tidak memihak, baik kepada peserta maupun
pemakalah. Supaya dapat menghidupkan diskusi, seorang moderator harus memiliki
pengetahuan tentang tema yang sedang didiskusikan. Selain itu, moderator juga
harus dapat menyimpulkan dari berbagai pendapat, baik yang disampaikan
pemakalah maupun peserta. Moderator harus dapat meramunya menjadi sebuah
simpulan.
Faktor
lain yang turut mempengaruhi kelancaran dan kesuksesan sebuah diskusi adalah
peserta atau partisipan. Peserta diskusi yang baik hendaknya:
1. turut
mengambil bagian dalam diskusi,
2. berbicaralah
jika moderator sudah mempersilakan,
3. berbicaralah
dengan tepat dan tegas,
4. harus
dapat menyertakan contoh, fakta, dan pendapat ahli dalam setiap pernyataan yang
disampaikan,
5. ikutilah
dengan saksama dan dengan penuh perhatian,
6. dengarkanlah
dengan penuh perhatian, serta
7. cobalah
memahami pandangan orang lain.
Peserta
diskusi tidak boleh memaksakan pendapatnya. Hal ini akan menyebabkan diskusi
berujung pada debat kusir, yakni debat yang tidak ada penyelesaian. Peserta
diskusi harus dapat lapang dada menerima perbedaan pendapat, baik dari
pemakalah maupun dari peserta lain. Peserta hendaknya mengikuti aturan main
diskusi yang telah disepakati bersama pada awal diskusi.
Faktor
selanjutnya adalah pemakalah atau pembicara. Sebuah diskusi yang baik jika
masalah yang dibahas sudah dipersiapkan sebelumnya. Berikut ini langkah-langkah
yang dapat dilakukan pemakalah.
1. Memilih
pokok pikiran yang menarik hati
2. Membatasi
pokok pembicaraan
3. Mengumpulkan
bahan-bahan
4. Menyusun
bahan, hendaknya meliputi pendahuluan, isi, dan simpulan.
Selain tema, pemakalah harus memperhatikan banyak
faktor, misalnya peserta. Namun faktor penting yang harus diperhatikan adalah
pada diri pemakalah itu sendiri, terutama terkait faktor bahasa dan
nonbahasanya. Hal ini penting karena perbedaan pemahaman terhadap sebuah makna
istilah akan berpengaruh pada pemahaman konsep.
Pemakalah pada dasarnya menyampaikan sebuah
informasi atau pengetahuan. Oleh karena itu, hendaknya masalah yang dibahas
tidak menyimpang dari tema. Selain itu, pemakalah harus dapat menyampaikan
permasalahan itu secara sistematis dan runtut. Hal ini akan memudahkan peserta
dalam menangkap informasi yang disampaikan. Seperti telah disebutkan di atas,
faktor penguasaan terhadap bahasa sangat mempengaruhi keberhasilan pemakalah
dalam menyampaikan ide-idenya. Faktor bahasa meliputi: susunan kalimat yang
gramatikal, pilihan kata yang tepat, pelafalan yang jelas, dan intonasi yang
sesuai.
B.
Konstruk
Keterampilan
berbicara merupakan salah satu dari empat kompetensi berbahasa. Seseorang
dikatakan terampil berbicara apabila memenuhi beberapa syarat, yakni penguasaan
materi, penguasaan teknik atau strategi menyampaikannya, penguasaan kebahasaan,
penguasaan nonbahasa, dan penguasaan massa.
Diksusi
merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa. Dalam diskusi terdapat tiga
unsur, yakni moderator, pemakalah, dan peserta. Ketiganya memiliki tugas dan
peran sendiri-sendiri.
C.
Indikator
Berikut ini indikator instrumen berdasarkan berbagai
teori di atas.
1. Mahasiswa
dapat mengungkapkan pendapat sesuai tema yang dibahas.
2. Mahasiswa
dapat menyampaikan pendapat secara sistematis.
3. Mahasiswa
dapat menggunakan bahasa dengan baik dan benar.
4. Mahasiswa
dapat melaksanakan perannya dalam diskusi, baik sebagai moderator, pemakalah,
maupun peserta.
D.
Kisi-kisi
Tes keterampilan berbicara ini dikategorikan sebagai
tes subjektif (Djiwandono, 2011: 55). Dalam sebuah diskusi terdiri dari tiga
komponen utama, yakni moderator, pemakalah, dan peserta. Oleh karena itu,
kisi-kisi tes keterampilan berbicara ini disesuaikan dengan kesertaannya dalam
diskusi.
A.
Pemakalah
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Rincian Kemampuan
|
Nilai
|
1.
|
Isi
yang relevan
|
Isi
sesuai dan relevan dengan tema yang dibahas.
|
3
|
Isi
kurang sesuai dan relevan dengan tema yang dibahas.
|
2
|
Isi
tidak sesuai dan relevan dengan tema yang dibahas.
|
1
|
2.
|
Organisasi
yang sistematis
|
Ide
disampaikan dengan sistematis.
|
3
|
Ide
disampaikan dengan kurang sistematis.
|
2
|
Ide
disampaikan dengan tidak sistematis.
|
1
|
3.
|
Penggunaan
bahasa yang baik dan benar:
|
|
|
a. susunan
kalimat yang gramatikal
|
Kalimat
yang digunakan sesuai dengan gramatikal.
|
3
|
Kalimat
yang digunakan kurang sesuai dengan gramatikal.
|
2
|
Kalimat
yang digunakan tidak sesuai dengan gramatikal.
|
1
|
b. pilihan
kata yang tepat
|
Tepat
dalam menggunakan diksi atau pilihan kata.
|
3
|
Kurang
tepat dalam menggunakan diksi atau pilihan kata.
|
2
|
Tidak
tepat dalam menggunakan diksi atau pilihan kata.
|
1
|
c. pelafalan
yang jelas
|
Tepat
dalam pelafalan diksi yang digunakan.
|
3
|
Kurang
tepat dalam pelafalan diksi yang digunakan.
|
2
|
Tidak
tepat dalam pelafalan diksi yang digunakan.
|
1
|
d. intonasi
yang sesuai
|
Tepat
dalam penggunaan intonasi.
|
3
|
Kurang
tepat dalam penggunaan intonasi.
|
2
|
Tidak
tepat dalam penggunaan intonasi.
|
1
|
B.
Moderator
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Rincian Kemampuan
|
Nilai
|
1
|
Membuka dengan
mengemukakan masalah dan tujuan diskusi.
|
Mengemukakan masalah
dan tujuan.
|
3
|
Mengemukakan salah satu.
|
2
|
Tidak mengemukakan keduanya.
|
1
|
2
|
Mengalokasikan waktu
|
Pengaturan waktu secara proporsional.
|
3
|
Pengaturan waktu kurang proporsional.
|
2
|
Pengaturan waktu tidak proporsional.
|
1
|
3
|
Memberi kesempatan kepada setiap orang
yang ingin mengemukakan pikiran.
|
Memberi kesempatan kepada setiap
peserta.
|
3
|
Kurang memberi kesempatan kepada
setiap peserta.
|
2
|
Tidak memberi kesempatan kepada setiap
peserta.
|
1
|
4
|
Menjaga agar minat para peserta tetap
besar dan diskusi tetap kondusif.
|
Memotivasi peserta untuk aktif.
|
3
|
Kurang memotivasi peserta untuk aktif.
|
2
|
Tidak memotivasi peserta untuk aktif.
|
1
|
5
|
Membuat catatan-catatan singkat pada
akhir diskusi.
|
Membuat ringkasan dengan lengkap.
|
3
|
Membuat ringkasan dengan kurang
lengkap.
|
2
|
Tidak membuat ringkasan.
|
1
|
C.
Peserta
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Rincian Kemampuan
|
Nilai
|
1
|
Turut
mengambil bagian dalam diskusi.
|
Aktif
|
3
|
Kurang
aktif
|
2
|
Tidak
aktif
|
1
|
2
|
Berbicara
setelah dipersilakan ketua dengan penyampaian yang tepat dan tegas.
|
Menyampaikan
pendapat setelah dipersilakan ketua dan penyampaiannya tepat serta tegas.
|
3
|
Menyampaikan
pendapat setelah dipersilakan ketua dan penyampaiannya kurang tepat serta
kurang tegas.
|
2
|
Menyampaikan
pendapat tanpa dipersilakan ketua dan penyampaiannya tidak tepat serta tidak
tegas.
|
1
|
3
|
Menyertakan
fakta, contoh, atau pendapat para ahli dalam pertanyaan yang diajukan.
|
Menyertakan
fakta, contoh, dan pendapat ahli.
|
3
|
Menyertakan
salah satunya.
|
2
|
Tidak
menyertakan ketiganya.
|
1
|
4
|
Bertindak
dengan sopan-santun dan bijaksana.
|
Bertindak
dengan sopan-santun dan bijaksana.
|
3
|
Bertindak
dengan kurang sopan-santun dan kurang bijaksana.
|
2
|
Bertindak
dengan tidak sopan-santun dan tidak bijaksana.
|
1
|
5
|
Memahami
pandangan orang lain.
|
Mau
mendengar dan menerima pendapat orang lain.
|
3
|
Kurang
menerima pendapat orang lain.
|
2
|
Tidak
menerima pendapat orang lain.
|
1
|
E.
Butir
Soal
Petunjuk
Soal!
1. Bentuklah
kelompok yang beranggota lima orang!
2. Tentukan
siapa yang menjadi moderator, pemakalah, dan peserta!
3. Pilihlah
satu diantara lima tema berikut lalu diskusikan!
Tema: - Kekuatan yang ada dalam
perasaan
- Kekuatan
yang ada dalam pikiran
- Kekuatan
yang ada dalam keinginan
- Kekuatan
yang ada dalam keterpaksaan
- Kekuatan
yang ada dalam kebiasaan
4. Waktu
diskusi 30 menit!