Sunday, November 23, 2014

Analisis Karya Ilmiah1

Paradigma Masyarakat Danawinangun terhadap Filsafat Ilmu

Ikfal Al Fazri (1414331025)

Filsafat Ilmu merupakan salah satu cabang pengetahuan yang berkembang sangat pesat, sehingga Ilmu menjadi sebuah pengetahuan yang di gumuli dalam kegiatan pendidikan.

Kata Kunci: filsafat, ilmu, masyarakat, Danawinangun

A.      Pendahuluan
1.         Latar Belakang
Filsafat adalah induk semua ilmu, demikianlah kata para filosof. Pada awalnya, memang cakupan objek filsafat lebih luas dibandingkan ilmu. Ilmu hanya terbatas pada persoalan empiris saja, sedangkan filsafat mencakup objek empiris maupun empiris. Namun pada perkembangannya, filsafat berkembang menjadi bagian terspesialisasi, seperti filsafat agama. filsafat ilmu, dan filsafat hukum. Alasannya, filsafat tidak terus menerus berada di awang-awang, tapi juga harus membimbing ilmu.[1]
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat di dorong untuk mengetahui  apa yang telah  diketahui dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kesemestaan yang tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang telah di jangkau.[2]
Dalam filsafat, cabang yang membahas tentang pengetahuan di antaranya adalah Ilmu dan Epistemologi. Epistemolgi merupakan cabang filsafat yang membahas tentang hakikat, keaslian, metode, dan struktur pengetahuan. Seperti induknya (filsafat) epistemologi secara global memiliki pengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.[3]
Sedangkan Ilmu merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak di bangku sekolah dasar sampai pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti berterus terang terhadap diri kita sendiri. Apakah sebenarnya yang kita ketahui tentang ilmu? Apakah ciri-cirinya yang hakiki yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya yang bukan ilmu? Bagaimana kita ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar?[4]
 Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan antara ilmu-ilmu  alam dan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan terknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan diantara keduanya.[5]

2.      Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam karya tulis ini, yaitu bagaimana paradigma masyarakat terhadap Filsafat Ilmu di Desa Danawinangun?

3.      Tujuan
Dari rumusan masalah yang ada di atas maka tujuan penulisan karya ilmiah ini, yaitu Untuk menganalisis, menkaji, dan mengetahui paradigma mayarakat terhadap Filsafat Ilmu.

B.   Filsafat Ilmu
1. Filsafat
Filsafat Ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.  Meskipun secara metodologis ilmu tidak membedakan anatara ilmu-ilmu  alam dan ilmu-ilmu sosial, namun karena permasalahan-permasalahan terknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial, dan tidak mencirikan cabang filsafat yang bersifat otonom. Ilmu memang berbeda dari pengetahuan secara filsafat, namun tidak terdapat perbedaan diantara keduanya.[6]
Kata filsafat berasal dari kata “philosophia” (bahasa Yunani), diartikan dengan “mencintai kebijaksanaan”. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata filsafat disebut dengan istilah “philosiphy” dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah “falsafah” yang biasa diterjemahkan dengan “cinta kearifan”. Istilah philosophia memiliki akar kata philien yang berarti mencintai dan shopos berarti bijaksana. Jadi, istilah philosophia berarti mencintai akan hal-hal bersifat bijaksana. [7]

Latihan KPI 2014

KEEFEKTIFAN DAKWAH MELALUI MEDAI MASA DI ERA GLOBALISASI
LUTFI MUBAROK
1413324028

A.  Pendahuluan
1.    Latar belakang
Dewasa ini, perkembangan tekhnologi media massa semakin menghebohkan masyarakat baik yang sifatnya visual,audio,maupun audio visual. Media massa muncul dengan berbagai macam produk yang ditawarkan terhadap masyarakat. Baik itu informasi  ( politik,ekonomi,budaya), hiburan,pendidikan,iklan dan yang lainnya sesuai kebutuhan masyarakat.
Kata ‘media” adalah merupakan suatu sarana atau jalan dan “massa” berarti orang banya ( khalayak). Pengaruh media masa bukan saja terhadap satu individu melainkan meliputi banyak orang. Media masa mempunyai dua pengaruh besar terhadap khalayak yaitu pertama positif dan yang kedua negatif.
Adanya nilai negatif yang ada dalam media massa, telah banyak mempengaruhi sisi negatif terhadap masyarakat disadari atau tidak. Belom lama ini, media massa televisi menayangkan subuah acara “Smack Down” dimana ditayangkan antara satu orang dengan orang lain saling pukul memukul dan menjatuhkan lawan tanpa adanya belah kasihan. Tayangan tersebut telah mengakibatkan pengaruh terhadap psikologi khalayak terutama anak-anak yang menbuat anak-anak berani berbuat hal yang sama terhadap teman atau orang lain. Belom lagi tayangan-tayangan yang berbau “sek atau pornografi” yang ditampilkan artis-artis sebagai publik figur, sehinggga membuat anak-anak muda khususnya rentang untuk mengikutinya baik dari segi pakean yang dikenakannya maupun dari sikapnya.

Tuesday, November 4, 2014

Latihan PAI C 2014

PENTINGNYA TAHLILAN RUTIN MALAM JUM’AT DI DS.GEMBONGAN INDUK
                                                 Ahmad Safiq Latifi

A.  Pendahuluan
1.    Latar Belakang Masalah
                 Tahlilan rutin malam jum’at sangat penting untuk desa gembongan induk karena bisa menjalin tali sillaturahmi antar warga karena di pertemukan di   di setiap malam jum’at di rumah secara bergiliran,bahwa sanya kita semua tahu dengan bersillaturahmi kita bisa lebih akrab dengan tetangga. 
              Tentu saja tahlilan akan menumbuhkan rasa cinta pada Allah SWT karena kita akan senantiasa selalu ingat Allah SWT,kita selalu berdzikir, bersholawat dan berdo’a kepada-NYA  apalagi dilakukan malam jum’at malam yg amat istimewa untuk umat muslim.
              Dengan di adakannya tahlilan rutin setiap malam jum’at InsyaAllah akan mendapatkan suatu keberkahan dari Allah SWT karena selalu berdzikir padanya tentu saja hal ini akan menjadi sangat positi khususnya untuk desa gembongan induk dan akan memakmurkan desa gembongan induk itu sendiri.
             Di pertemukannya warga setiap malam jum’at di rumah-rumah secara bergiliran di setiap malam jum’at  akan menumbuhkan  solidaritas yang tinggi antar warga karena dengan seringnya warga berkumpul di pertemuan yg mulia ini mereka akan saling membantu jika salah satu warganya ada yang sedang kesusahan.
           Tahlilan Mengajak warga gembongan induk kedalam kebaikan ,mengajak warga  terbiasa mengerjakan hal-hal yang baik dan menjauhkan warganya dari hal-hal yg buruk seperti melakukan hal-hal yang berbau maksiat, tapi dengan adanya tahlilan InsyaAllah warga gembongan induk akan terhindar dari hal tersebut.

2.    Rumusan Masalah
     (pengantarnya mana?) Bagaimana cara agar semua warga gembongan induk mau tahlilan rutin setiap malam jum’at?                  
     
3.      Tujuan
      Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah ingin menjelaskan cara supaya semua warga gembongan induk mau tahlilan rutin setiap malam jum’at khususnya kaum pria.

B. Pembahasan          
   1. Pengertian Tahlilan
        Syamsul Bahri (2008:7 ) Tahlilan menurut bahasa berasal dari bahasa arab  yaitu dari kata “hallala” yang berarti mengucapkan “laa ilaaha illalah” seperti basmalah mengucapkan bismillah, hamdalah mengucapkan Alhamdulillah dan seterusnya,adapun bentuk kata kerjanya ialah (hallala-yuhallilu) yang berarti membaca atau mengucapkan :laa ilaaha illallah bentuk masdarnya ialah:”Tahlilan Attahliilu” yang berarti pembacaan ucapan laa ilaaha illalah.
      Zakaria (2012:18) Tradisi tahlilan merupakan kebiasaan masyarkat,umat islam khususnya. Tradisi ini di lakukan pada saat mengunjungi makam dengan maksud ziarah setiap sore jum’at dan terdapat orang meninggal dunia.Tahlilan merupakan dzikir yang di anjurkan oleh rasul dengan maksud mengingatkan orang yang hidup untuk selalu mengingat kepada Allah dimanpun ia berada.
       Drs.H.Danusiri.M.Ag (TT:1) Tahlil belum  tentu  tahlilan,  tetapi  dalam  tahlilan  pasti ada  bacaan tahlil. Tahlil  adalah  nama  lafal essensi tauhid  laa  ilaha  illo-llaah  (tidak  ada Tuhan  selain  Allah).  Tahlilan adalah seperangkat formula  yang  terdiri  atas  sejumlah  kalimat thayyibah,  surat-surat pendek,  ayat-ayat,  atau bahkan potongan-potongan  ayat Alqur'an  yang  dibaca  baik  secara  individual  maupun  komunal  (sendiri-sendiri atau  berjamaah/koor),  didasari  keyakinan  bahwa  membacanya memperoleh  pahala  dari  Allah swt.
        M.Nashiruddin Al-Albani dan Abdul Galib Isa (2014:7)Tahlil adalah  Memperbanyak menyebut nama Allah dengan berkata “laa ilaaha illallah” (tidak ada tuhan selain Allah).
       Ali Abdullah (2014:99) Pada dasarnya lafal tahlil tersebut merupakan pengakuan diri manusia terhadap kerasulan Nabi Muhammad saw perlu di ketahui bahwa lafal tersebut merupakan kependekan dari dua kalimat syahadat yang mengakui keesaan Allah.dan kerasulan Nabi Muhammad saw.
Sintesis:Tahlilan adalah tradisi masyarakat khususnya umat islam yang biasanya di lakukan pasca ada orang yang meninggal,pada perkumpulan di kampung yang dilakukan setiap malam jum’at maupun malam-malam yang lain dan juga berziarah kubur.Tahlilan adalah salah satu cara masyarakat mendoakan tetangga atau kerabat yang meninggal dengan dzikir dan doa-doa yangg tentunya mendoakan orang sudah meninggal tersebut maupun mengharap pahala dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.

2.        Pendapat-pendapat tentang tahlil dan tahlilan
                A.Shihabuddin (2010:156 ) Begitu  juga  halnya  dalam  majlis     tahlilan/yasinan  membaca ayat-ayat Al-Qur’an, tasbih, tahmid,  sholawat pada Nabi saw. dan sebagainya adalah membaca do’a pada Allah swt. khusus untuk si mayyit. Semua bacaan dzikir yang dibaca dalam majlis ini sudah pasti akan mendapat pahala, banyak hadits yang meriwayatkan- nya begitu  juga  halnya  dalam  majlis  tahlilan/yasinan  tujuan  utama.              
               Ali Abdullah (2014:100)Lafal tahlil  mengandung dua sasaran kandungan penting yang harus kita ketahui.Pertama, Allah swt,merupakan satu-satunya tuhan,tiada tuhan yang patut di sembah kecuali hanya Allah swt.Hal itu mengisyaratkan ketauhidan dan larangan menyekutukan Allah.         
     Muammad Faqih (TT:172)Rasulullah SAW Bersabda.” Barang siapa yang membaca; LAAILAAHA ILLALLAAH WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH LAHULMULKU WALAHUL HAMDU WAHUA’ALAA KULLI SYAIIN QADIR,10x, maka  dia seperti orang yang memerdekakan 4 orang budak dari keturunan Nabi Ismail.”
             Syarif  Hidayatullah (2014:35)  Imam Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hawi lil Fatawi jus 11 halaman 178 menuliskan sebagai berikut,” sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selam 7 hari.Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut”.
Sintesis: Dari banyaknya pendapat tentang tahlilan di atas kita bisa menilai sendiri tentang tahlilan ,tergantung kitanya mau menanggapi seperti apa karena ada yg mengatakan boleh ada juga yang tidak,tapi bukannya kita harus menilai tahlil itu sesuatu yang bid’ah dan yg tidak tahlil itu musyrik kita harus berfikir jernih mengambil hal-hal yang positifnya tentang tahlilan dari banyaknya pendapat tersebut.
 4.    Keutamaan malam dan hari jum’at
                Ali Abdullah (2014:57) Pada dasarnya semua hari adalah baik dan tidak ada hari yang tidak baik.Meskipun demikian,jum’at adalah hari yang paling baik di antara semua.Jum’at juga merupakan hari besar atau hari raya.Hal itu sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.
                Tarmidzi Abdurrahman (2014:8) Diriwayatkan dari Abu Burdah dari Abu Musa Al-Asy’ari ia berkata,Abdullah bin Umar berkata kepadaku “apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyampaikan hadits Rasulullah mengenai waktu (terkabulnya doa) pada hari jum’at?” ya,aku pernah mendengarnya mengatakan,aku pernah mendengar Rasulullah bersabda ”waktu tersebut adalah antara duduknya imam hingga selesainya shalat”.
          Syaiful Mujahidin (2011:253)  Kita di anjurka pula menghidupkan lima malam dalam setahun,yaitu: malam jum’at,malam idul fitri,malam idul adha,dan malam pertama di bulan rajab.
                Syaiful Mujahidin (2011:252) Usahakan memperbanyak kebaikan dan menjauhi keburukan sebab, pada hari itu kebaikan dan kejahatan di lipat gandakan di anjurkan pula untuk memperbanyak doa dengan harapan doa itu bertepatan dengan waktu-waktu yang mustajab.
               Ibnu Abi Nashir (2013:37) Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a.,bahwa Rasulullah saw bersabda,”di dalamnya terdapat waktu,dimana tidaklah seorang muslim bertepatan dengannya sedang ia dalam keadaan berdiri shalat dan meminta sesuatu kepada Allah  Ta’ala kecuali Dia akan memberikannya.”Beliau berisyarat dengan tangannya bahwa waktunya sedikit.Berdasarkan hadits ini,bahwa waktunya adalah pada akhir waktu hari jum’at setelah ashar,bisa jug ketika khutbah dan ketika shalat.

Sintesis:Malam jum’at memang identik dengan keyakinan-keyakinan masyarakat yang memang menganggap hari yang istimewa yang biasanya di lakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ibadah seperti tahlilan rutin malam jum’at,membaca surat yasin serta ayat –ayat Al-Qur’an yang lain,dan tidak asing juga di telinga kita ada yang namanya jum’at kliwon biasanya di jum’at ini kita berziarah ke makam dan melakukan tahlil bersama di suatu mushola atau masjid yang di sebut kliwonan.

Latihan 2

TEMA :
PERANAN MASYARAKAT TERHADAP ANAK JALANAN UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN
NUR’AENI
Abstrak
Kata Kunci :
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Persoalan sosial yang saat ini sedang merebak yaitu semakin banyaknya anak jalanan di Indonesia. Anak jalanan tidak hanya ada di kota-kota besar saja, di kota-kota kecilpun sudah mulai bermunculan anak jalanan. Hidup sebagai anak jalanan bukanlah pilihan hidup yang menyenangkan, karena anak jalanan hidup dalam ketidak jelasan akan masa depannnya.
Persoalan sosial yang seperti ini menjadi masalah bagi semua pihak, baik keluarga, masyarakat, dan negara. Anak jalanan merupakan saudara kita, amanah Allah Swt yang harus dilindungi,dan dijamin hak-haknya. Sehingga mereka semua bisa tumbuh kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab, dan memiliki masa depan yang cerah.
Secara psikologis mereka semua adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh, sementara mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan bahkan berpengaruh negatif terhadap tumbuh kembang mereka, yang bisa berdampak kuat pada aspek sosial mereka. Dimana dengan penampilan mereka yang kumuh, menjadikan pencitraan yang negatif oleh sebagian masyarakat terhadap mereka.
Permasalahan yang sedang dihadapi saat ini, banyak ditemukan anak-anak yang kurang diperhatikan oleh orang tuanya, sehingga hak-hak mereka tidak terpenuhi. Dan hal itu disebabkan karena keadaan keluarga mereka yang tidak berkecukupan, keluarga yang berpendidikan rendah, dan salah persepsi terhadap anak.
Supaya permasalahan sosial ini dapat teratasi, pihak orang tua, masyarakat dan manusia dewasa lainnya segera mengupayakan perlindungan terhadap hak-hak mereka agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi secara optimal.
2. Rumusan masalah
Pengantarnya mana?
Bagaimana peranan masyarakat terhadap anak jalanan?

3. Tujuan masalah
Mengetahui peranan masyarakat terhadap anak jalanan agar mencapai suatu kesejahteraan (apakah hanya mengetahui?)
B. Pembahasan
a. Teori
1. Pengertian masyarakat
Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta berpartisipasi atau “musyaraka” yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa  Inggris dipakai istilah “society” yang sebelumnya berasal dari kata latin “socius” berarti “kawan”. Pendapat sejenis juga terdapat dalam buku; sosiologi kelompok dan masalah sosial, karangan Abdul Syani ( 1987) dijelaskan bahwa perkataan masyarakat berasal dari kata musyarak (Arab) yang artinya bersama-sama, kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat. Dengan lain perkataan, masyarakat sebagai community cukup memperhitungkan dua variasi dari suatu yang berhubungan dengan kehidupan bersama (antar manusia) dan lingkungan alam. Masyarakat  sebagai suatu kesatuan berfungsi sebagai alat kontrol terhadap anggota-anggotanya sedemikian rupa agar seluruh anggotanya menghormati dan menjalankan kegiatan sesuai dengan norma-norma budaya yang diciptakannya sendiri.[1]
Menurut ahli sosiologi M, J. Heskovits, masyarakat adalah kelompok individu yang mengorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu.
Sedangkan menurut ahli sosiologi Marck Ever, masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial.
Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat, hidupnya saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, dan masyarakat itu mempunyai suatu tujuan yang sama untuk bisa mencapai suatu kesejahteraan dalam masyarakat tersebut.


2. Pengertian anak jalanan
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, misalnya : pengamen, pengemis, anak punk, dan lain sebagainya.
Anak jalanan dapat di bagi menjadi 4, yaitu :
1. Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih pulang ke rumahnya.
2. Kategori kedua adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya dijalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orang tua atau keluarganya.
3. Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya di jalanan.
4. kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja di jalanan. dan atau yang bekerja dan hidup di jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup bersama.
Sedangkan menurut tata Sudrajat, anak jalanan dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok berdasarkan hubungan dengan orang tuanya, yaitu : Pertama, Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan tinggal di jalanan ( anak yang hidup dijalanan / children the street ). Kedua, anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa disebut anak yang bekerja di jalanan ( Children on the street ) Ketiga, Anak yang masih sekolah atau sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak yang rentan menjadi anak jalanan ( vulnerable to be street children ).[2]
Anak jalanan dilihat dari sebab dan intensitas mereka berada di jalanan memang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari sebab, sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada dijalan karena tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua, atau atas dasar pilihannya sendiri.
Pekerjaan anak jalanan beraneka ragam, dari menjadi tukang semir sepatu, penjual asongan, pengamen sampai menjadi pengemis. Banyak faktor yang kemudian diidentifikasikan sebagai penyebab tumbuhnya anak jalanan. Parsudi Suparlan berpendapat bahwa adanya orang gelandangan di kota bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota, tetapi justru karena tekanan-tekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagian warga desa yang kemudian terpaksa harus mencari tempat yang diduga dapat memberikan kesempatan bagi suatu kehidupan yang lebih baik di kota.(karena kutipan langsung, maka cara menulis seperti ini salah).[3]