Karya
sastra merupakan dokumentasi sosiobudaya. Hal ini karena sosiobudaya turut
mempengaruhi penciptaan karya sastra itu sendiri. Berikut ini kajian feminis pada
novel “Ronggeng Dukuh Paruk” dan “Perempuan Berkalung Surban”. Jenis penelitian
ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis dokumen. Berdasarkan
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa RDP dan PBS sama-sama mengangkat tentang
perempuan, terutama anak perempuan. “Ronggeng Dukuh Paruk” mengeksploitasi anak
perempuan dari segi ekonomi sedangkan “Perempuan Berkalung Surban” tidak
memberi kesempatan kepada anak perempuan untuk menentukan kehidupannya sendiri.
Kedua novel tersebut sama-sama menggambarkan ketidakadilan pada anak perempuan.
Selanjutnya dapat dibaca http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/jeill