Monday, June 24, 2013

Pembelajaran Berbasis Kelas (Terjemahan)

Proses belajar dan mengajar itu kompleks, dan para guru menemui ketidakpastian saat memberikan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa yang beragam. Demikian halnya, para administratur bekerja dengan kumpulan guru yang beragam dalam kaitannya dengan pengalaman, persiapan, dan isi serta keahlian pokok bahasan. Baik guru maupun siswa menghadapi tuntutan akan  harapan yang lebih tinggi: para guru diharapkan melakukan lebih banyak daripda siswa dalam kaitannya dengan kinerja pada tes-tes yang berpengaruh tinggi. Dengan disahkannya lembali Undang-undang Pendidikan Dasar dan Menengah tahun 1965 (ESEA), yang lebih terkenal dengan Undang-undang Tidak ada Anak yang Tertinggal tahun 2001 (NCLB), distrik sekolah di selurh Amerika berjuang untuk mengangkat dan mempertahankan para guru yang sangat memenuhi kualifikasi untuk setiap kelas. Disahkannya kembali undang-undang ini menuntut penelitian yang seksama  tentang pengetahuan guru dan kualitas diawal karir para guru sementara personil sekolah mengukur kualitas guru berdasarkan penilaian pengajaran yang terus menerus melalui cara-cara seperti pengembangan dan evaluasi profesi.
Penilaian pengajaran di kelas dapat dan seharusnya memiliki banyak bentuk  yang melibatkan pemangku kepentingan – guru dan administratur – yang memiliki tanggung jawab utama bagi program pengajaran (Danielson & McGreal, 2000; Glickman Gordon, & Ross-Gordon, 1998; Sullivan & Glanz, 2004; Stronge & Tucker, 2003; Zepeda, 2003a). Penilaian pengajaran dan pembelajaran sangat kompleks karena pengetahuan “guru” bersifat kontekstual, interaktif, tidak rutin, dan spekulatif” (Blasé & Blasé, 1998, hal. 88). Bagi banyak orang, sangat memenuhi kualifikasi disamakan dengan membuktikan pengetahuan isi dengan ‘mencari melalui loteng’ untuk memperoleh artifak-artifak yang secara retrospektif menunjukkan kualifikasi untuk mengajar atau “dengan mencapai apa yang dicapai secara rutin oleh semua kecuali sebagian kecil guru: sebuah tanda memuaskan pada evaluasi tahunan mereka” (Walsh & Snyder, 2004, hal.2).
Penilaian pengajaran harus tinggi sebagai sebuah pendekatan proaktif dan mendukung (suportif) (Coppola, Scricca, & Connors, 2004) untuk membantu anak-anak dalam mengembangkan praktik pengajaran lebih lanjut yang mungkin dapat meningkatkan pembelajaran (Firestone, 1999; dll) sambil secara proaktf melibatkan para guru dalam penilaian diri (Barber, 1990; dll) dan refleksi (Laursen, 1996). Melibatkan para guru dalam proses proaktif akan meningkatkan penilaian melampaui apa yang oleh Darling-Hammond (1997b) diciri-cirikan sebagai “para inspektur yang melakukan penggerebekkan kedalam kelas guna memantau kinerja dan menyalurkan nasihat tanpa pengetahuan yang dekat tentang konteks kelas, pokok bahasan yang sedang diajarkan, tujuan pengajaran, dan pengembangan masing-masing anak” (hal. 67).
Dengan pentingnya kualitas guru untuk meningkatan prestasi siswa, penilaian pengajaran di kelas menjadi langkah pertama dalam memperbaiki pengajaran (instruksi) dan dalam membantu para guru dalam menguji praktik mereka di satu kelas pada satu waktu. Pengawasan pengajaran sekarang harus menggunakan tahap pusat lebih dari sekedar sebagai strategi, lebih dari sekedar suatu cara untuk mengevaluasi guru, dan lebih dari sekedar cara untuk menjamin kepatuhan. Pengawasan pengajaran, tanpa menghiraukan bentuknya (klinis, pelatihan sebaya, penelitian tindakan, pembuatan portofolio) harus menjadi prioritas karena pengakaran yang berkualitas tumbuh di lingkungan pendukung profesional.
Pada bab ini, saya mengkaji penilaian pengajaran dengan terfokus kepada aspek-aspek formatif dari pengawasan pengajaran, teknik observasi kelas, dan pendekatan terdiferensiasi yang dapat digunakan oleh pengawasan untuk meningkatkan observasi kelas. Walaupun dicakup secara mendalam pada bab-bab selanjutnya dari buku ini, penggunaan penelitian tindakan, pelatihan sebaya dan portofolio dikaji dalam kaitannya dengan bagaimana proses ini dapat digunakan untuk meningkatkan penilaian pengajaran. Pengajaran dan pembelajaran merupaian inti dari program pengajaran, dan inilah yang dilakukan oleh guru setiap hari yang akan membuat sebuah perbedaan pada apa yang dipelajari oleh siswa dan bagaimana siswa belajar; maka dari itu, penting untuk dikaji terlebih dhaulu apa yang kita ketahui tentang pengajaran dan standar yang telah berkembang untuk menyusun pengajaran guna meningkatkan pembelajaran.

No comments:

Post a Comment