Proses belajar dan mengajar itu kompleks, dan para guru menemui
ketidakpastian saat memberikan pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa yang
beragam. Demikian halnya, para administratur bekerja dengan kumpulan guru yang
beragam dalam kaitannya dengan pengalaman, persiapan, dan isi serta keahlian
pokok bahasan. Baik guru maupun siswa menghadapi tuntutan akan harapan yang lebih tinggi: para guru
diharapkan melakukan lebih banyak daripda siswa dalam kaitannya dengan kinerja
pada tes-tes yang berpengaruh tinggi. Dengan disahkannya lembali Undang-undang Pendidikan Dasar dan Menengah
tahun 1965 (ESEA), yang lebih terkenal dengan Undang-undang Tidak ada Anak yang Tertinggal tahun 2001 (NCLB),
distrik sekolah di selurh Amerika berjuang untuk mengangkat dan mempertahankan
para guru yang sangat memenuhi kualifikasi untuk setiap kelas. Disahkannya
kembali undang-undang ini menuntut penelitian yang seksama tentang pengetahuan guru dan kualitas diawal
karir para guru sementara personil sekolah mengukur kualitas guru berdasarkan
penilaian pengajaran yang terus menerus melalui cara-cara seperti pengembangan
dan evaluasi profesi.
Penilaian pengajaran di kelas dapat dan seharusnya memiliki banyak
bentuk yang melibatkan pemangku
kepentingan – guru dan administratur – yang memiliki tanggung jawab utama bagi
program pengajaran (Danielson & McGreal, 2000; Glickman Gordon, &
Ross-Gordon, 1998; Sullivan & Glanz, 2004; Stronge & Tucker, 2003;
Zepeda, 2003a). Penilaian pengajaran dan pembelajaran sangat kompleks karena
pengetahuan “guru” bersifat kontekstual, interaktif, tidak rutin, dan
spekulatif” (Blasé & Blasé, 1998, hal. 88). Bagi banyak orang, sangat
memenuhi kualifikasi disamakan dengan membuktikan pengetahuan isi dengan
‘mencari melalui loteng’ untuk memperoleh artifak-artifak yang secara
retrospektif menunjukkan kualifikasi untuk mengajar atau “dengan mencapai apa
yang dicapai secara rutin oleh semua kecuali sebagian kecil guru: sebuah tanda
memuaskan pada evaluasi tahunan mereka” (Walsh & Snyder, 2004, hal.2).
Penilaian pengajaran harus tinggi sebagai sebuah pendekatan proaktif dan
mendukung (suportif) (Coppola, Scricca, & Connors, 2004) untuk membantu
anak-anak dalam mengembangkan praktik pengajaran lebih lanjut yang mungkin
dapat meningkatkan pembelajaran (Firestone, 1999; dll) sambil secara proaktf
melibatkan para guru dalam penilaian diri (Barber, 1990; dll) dan refleksi
(Laursen, 1996). Melibatkan para guru dalam proses proaktif akan meningkatkan
penilaian melampaui apa yang oleh Darling-Hammond (1997b) diciri-cirikan
sebagai “para inspektur yang melakukan penggerebekkan kedalam kelas guna
memantau kinerja dan menyalurkan nasihat tanpa pengetahuan yang dekat tentang
konteks kelas, pokok bahasan yang sedang diajarkan, tujuan pengajaran, dan
pengembangan masing-masing anak” (hal. 67).
Dengan pentingnya kualitas guru untuk meningkatan prestasi siswa,
penilaian pengajaran di kelas menjadi langkah pertama dalam memperbaiki
pengajaran (instruksi) dan dalam membantu para guru dalam menguji praktik
mereka di satu kelas pada satu waktu. Pengawasan pengajaran sekarang harus
menggunakan tahap pusat lebih dari sekedar sebagai strategi, lebih dari sekedar
suatu cara untuk mengevaluasi guru, dan lebih dari sekedar cara untuk menjamin
kepatuhan. Pengawasan pengajaran, tanpa menghiraukan bentuknya (klinis,
pelatihan sebaya, penelitian tindakan, pembuatan portofolio) harus menjadi
prioritas karena pengakaran yang berkualitas tumbuh di lingkungan pendukung
profesional.
Pada bab ini, saya mengkaji penilaian pengajaran
dengan terfokus kepada aspek-aspek formatif dari pengawasan pengajaran, teknik
observasi kelas, dan pendekatan terdiferensiasi yang dapat digunakan oleh
pengawasan untuk meningkatkan observasi kelas. Walaupun dicakup secara mendalam
pada bab-bab selanjutnya dari buku ini, penggunaan penelitian tindakan,
pelatihan sebaya dan portofolio dikaji dalam kaitannya dengan bagaimana proses
ini dapat digunakan untuk meningkatkan penilaian pengajaran. Pengajaran dan
pembelajaran merupaian inti dari program pengajaran, dan inilah yang dilakukan
oleh guru setiap hari yang akan membuat sebuah perbedaan pada apa yang
dipelajari oleh siswa dan bagaimana siswa belajar; maka dari itu, penting untuk
dikaji terlebih dhaulu apa yang kita ketahui tentang pengajaran dan standar
yang telah berkembang untuk menyusun pengajaran guna meningkatkan pembelajaran.
No comments:
Post a Comment